Sunday, November 16, 2008

PESTA MAKANAN SERANTAU (HIDUP BAKSO INDONESIA!)













































Sintok-Kedah November 2008

Saat itu pertengahan Oktober 2008, entah dari mana datangnya ide ini, ”JUALAN BAKSO” dalam rangka Pesta Makanan Serantau selama tiga hari berturut-turut. Acara ini diadakan dalam rangka pengesahan Kolej Dewan Penginapan Pelajar Bank Rakyat sebagai pengganti Kolej Bukit Kachi I. Mahasiswa yang ada disini boleh berpartisipasi dengan cara membuka kaunter makanan.

Inilah Akhmad Farhan, sahabatku yang juga sama-sama dari sahid menerima beasiswa Dual Degree Universitas Sahid & Universiti Utara Malaysia dengan idenya yang cemerlang membuat bakso ala dirinya, tentunya resep telah di uji coba di dapur istrinya Farhan di Tanggerang bersama ketiga anaknya. Katanya ”Ini resep istriku, dan anak-anakku sangat menyukainya, karena bebas MSG”

Buka kaunter di Pesta Makanan Serantau ternyata tidaklah mudah, terutama untuk masalah modal. Jujur saja, membuat bakso butuh modal untuk membeli bahan-bahan dan tek-tek bengek lainnya. Tapi untunglah, seorang Cik dari Malaysia namanya Cik Rizal yang siap membantu buka kaunter Bakso Indonesia. Bukan hanya modal untuk bahan-bahan untuk membuat bakso yang ia berikan, tapi rumah yang cukup nyaman di Changlun dia pinjamkan kepada kita untuk mengolah ”Bakso ala Farhan”

Farhan siap jadi manager sekaligus tukang ambil air

Hari Pertama Bakso Indonesia terjual laris, saat itu hanya membuat satu kilo daging sapi saja. Tidak terduga, bakso terjual hanya dalam waktu dua jam-an. Kami berdelepan bagi-bagi tugas secara teratur. Ati bagian kasir,Indah yang merebus sayuran dan mie, Samuel dengan cekatannya memasukkan kuah ke dalam plastik, sementara aku bagian depan menggabung bahan inti mie, saus, bawang goreng, seledri tentunya di bantu Alma. Yang lainnya Dewi dan Abi sebagai marketing. Dan Farhan sang pencetus ide berdiri sambil memantau barangkali apa yang kurang selama melayani pembeli. Inilah tugas tambahannya mengambil air dari arah mesjid untuk menjaga kuah bakso tetap stabil, baik jumlah maupun rasanya.

Waaah,....SERU DI HARI KEDUA

Di hari kedua, kita mencoba meningkatkan produktifitas menjadi dua kilo gram daging (Aduh sok tahu teori produktifitas dech!). Seperti halnya hari pertama, bakso pun terjual laris. Ada hal yang sangat menarik, segmentasi pasar untuk bakso bisa dilihat sangat jelas. 90% pembeli bakso adalah orang Malaysia, dan katanya referensinya dilihat dari sinetron-sinetron Indonesia yang sering menampilakn abang-abang tukang bakso dengan dorongannya yang khas. Nah......bagi kami tentu hal ini sangat meringankan beban kami dalam marketing. Dengan melihat tulisan ”BAKSO INDONESIA @ RM2.50” yang diketik komputer oleh Ati, orang-orang langsung tertarik dan langsung memesan lebih dari satu porsi. Disitulah pengetahuan kita teruji. Kita harus mengapilikasikan teori management service, teori antrian, bagaimana memberikan kepuasan terhadap pembeli, dan yang paling penting adalah membuat pembeli tidak kecewa. Jurus yang paling tok cer adalah kita tetep menjaga SENYUM dalam keadaan apapun, sehingga pembeli merasa dilayani dengan baik.

TIBALAH HARI KETIGA

Inilah hari terakhir Pesta Makanan Serantau. Dihari ketiga ini, kita dengan optimis menaikkan jumlah produktifitas ladi dibandingkan dengan hari pertama dan kedua, menjadi dua setengah kilo gram. Dan kembali Bakso SOLD OUT, padahal pameran baru berlangsung 2 jam. Farhan menghubungi Cik Rizal, untuk memproduksi bakso lagi karena diprediksi pameran akan berlangsung sampai malam. Pembeli kecewa karena aku harus menempel kata SOLD OUT didepan kaunter dan kutulis ONE HOUR LATER. Maksudnya, kita akan buka lagi satu jam kemudian.

Waktu satu jam kita isi dengan segala persiapan tambahan, termasuk mempersiapkan bahan bakso, sayur dan lai-lain. Setelah semuanya siap, kami segera membuka kaunter kembali.Pembeli kembali berdesak-desakan.Aku jujur merasa kewalahan melayani mereka dan tentunya harus tetep ramah dan menjaga senyum. Dan kembali saat itu Bakso SOLD OUT lagi, sampai kami tak kebagian makan bakso. Kami hanya bisa makan sisa kuah dengan daging yang ada di dalamnya. Dan tidak hanya sampai disitu saja rasa bahagia kami, kaunter kami menerima penghargaan sebagai kaunter yang paling bersih berdasarkan hasil observasi dari panitia. SENANG RASANYA.


THANKS TO....

Terima kasih kepada Cik Rizal atas bantuannya, Farhan dengan idenya, Indah dan Samuel yang selalu berebutan sinduk kuah saat melyani pembeli, Alma yang sigap, Ati yang jeli terhadap penghitungan uang, Dewi dan Abi yang telah membantu marketing, serta teman-teman lainnya seperi Sayid dan Agung dari medan, Moses dari Tanzania yang telah mencoba baksonya, Sauti dan Dewik dari Kambodja yang tetep ikut antri beli bakso, Sarah dan teman-teman Indonesia lainnya yang telah mencicipi bakso, teman-teman baruku Abdullah Khawaja, Bassar, Burhan dari Pelestina yang sudah bersedia datang ke Kachi, Mr. Fadli dari Yaman dan Annas dari Yordania, Emm dari Thailand, teman-teman Malaysia dan rekan mengaji lainnya seperti Syairah dan Ila.

Ini adalah pengalaman yang ”UNFORGETABLE” jualan BAKSO di negeri Jiran (Malaysia)

No comments: