Thursday, November 13, 2008

ANTARA PANJALU (INDONESIA) DAN SINTOK (MALAYSIA)



Tepat sudah dua bulan aku di negeri Jiran, Malaysia untuk menjalankan studi S2ku. Alhamdulillah aku mendapat kesempatan ini bersama tujuh rekan lainnya. Tiga orang laki-laki dan lima orang perempuan termasuk aku. Kami menerima beasiswa dari Departemen Pendidikan Nasional dan Universitas Sahid mengikuti program Dual Degree di Universiti Utara Malaysia di Sintok Darul Aman Kedah, negara bagian di wilayah utara Malaysia. Ini memang impianku sejak dulu, aku bisa melanjutkan kuliah S2ku dengan biaya beasiswa.

Setelah sekian seleksi aku jalani, serta diiringi dengan doa dan usahaku, sepertinya langkahku tak sia-sia. Tepat 28 Juni 2008 aku bersama tujuh rekan lainnya tiba di negeri ini.

Ini adalah kunjungan pertamaku yang namanya ke luar negeri. Berbeda dengan rekan lainnya, mereka sudah ada yang sudah biasa bulak balik ke luar negeri. ”Alhamdulillah” hati kecilku berkata ”saatnya aku bisa merasakan”.

17 Mei 2008 aku menikah dengan seseorang yang aku cintai, Yoppy Yohana namanya. Niatnya yang tulus dan pandangannya yang jelas mengenai hidup dan nikah, membuat aku luluh dan berani mengambil keputusan, bahwa aku mau menikah dengannya. Sebulan setelahnya, keputusan pengiriman mahasiswa ke Malaysia diumumkan. Dengan ikhlas suamiku memberikan izin dan dukungannya agar aku bisa mengikuti pendidikan lanjutan. Terharu rasanya atas peristiwa itu. Aku tahu, ini tak mudah dan perlu perjuangan dalam melakukannya. Dengan penuh semangat, atas izin suami adan keluarga, Allah pun mengizinkan aku tiba di Malaysia.

Suamiku tercinta kini mengajar di sebuah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Panjalu, Ciamis, tak jauh dari tempat tinggal orang tuanya. Tepatnya dia sebagai Pegawai Negeri Sipil saat ini. Aku sangat bangga atas keinginanannya untuk mengabdi sebagai seorang pengajar, didukung oleh latar belakang kuliah dia di bidang Kependidikan.


Bulan kelima di Malaysia

Ini adalah bulan kelima aku di Malaysia. Ujian akhir semester baru saja selesai.Rinduku ke tanah Panjalu semakin terasa. Aku sangat yakin suamiku tetap menjagaku dalam setiap sujud dan doanya. Keikhlasan saat melepasku, seolah memberi tambahan cinta tulusku untuknya. Walau fisik tidak bersama, namun hati merasa lebih dekat, terlebih dengan adanya suatu ikatan yang halal yang harus di pertanggungjawabkan di depan Allah SWT.

Rindu dari Tanah Sintok, Malaysia, untuknya senantiasa bergulir seiring bergantinya siang dan malam. Kata-katanya yang sederhana namun selalu mengena menjadikan aku memiliki semangat baru saat studi disini. Tugas-tugas kuliah yang menumpuk, penulisan essay, paper, bahan presentasi, terkadang melelahkan otak. Tapi alhamdulillah semua bisa diselesaikan tepat waktu.

Tanggal 24 November 2008, saatnya aku dan teman-teman pulang ke Indonesia, menikmati masa break semester kurang lebih sebulan. Ya....liburan yang ditunggu. Kini, tinggal menghitung hari saja menuju tanggal 24. Rasanya sudah tak sabar bertemu dengan keluarga dan tentunya suami tercinta. Awal Januari kita harus kembali ke Malaysia untuk menyelesaikan satu semester lagi. Semoga, selalu ada semangat baru dalam setiap langkah hidupku. Semoga perjuangan ini bisa dipetik suatu hari nanti. Semoga buah kesabaran aku dan suamiku bisa memeberi nilai lebih dalam mengarungi kehidupan. Dan semoga rinduku dari tanah sintok ini tersampaikan oleh hembusan angin dengan penuh doa dan diterima oleh hati yang menyimpan rindu juga oleh seseorang yang aku cintai di tanah Panjalu. Inilah antara Sintok dan Panjalu, tersimpan sebuah rinduan yang tulus.

1 comment:

Indah Kurnia Lestari said...

tika..congratulation for your blog!it's so romantic story..hope our memories will keep in your heart forever..