Saturday, November 15, 2008

ORANG KITA (INDONESIA) DI MATA ORANG MALAYSIA

Oleh: Titing Kartika

(Mahasiswa Master of Business Administration Tourism and Hospitality Management, Universiti Utara Malaysia)

November 2008

Mengunjungi Malaysia adalah sesuatu yang menarik. Negara serumpun dengan Indonesia yang memiliki nilai persamaan dari akar budaya dan bahasa. Tentu saja perbedaan pun tetap ada walau kita dinyatakan serumpun. Sejarah panjang telah menceritakan kepada kita bagaimana terbinanya hubungan dekat antara Indonesia-Malaysia dalam berbagai bidang seperti pendidikan,budaya, informasi dan teknologi serta bidang-bidang lainnya. 31 Agustus 2008 adalah hari kemerdekaan Malaysia yang ke 50, sementara Indonesia telah menginjak masa kemerdekaannya yang ke 63. Dari segi hitungan tahun, Indonesia 13 tahun lebih lama menikmati masa kemerdekaannya dari tangan para penjajahan. Tetapi bukan jaminan juga semakin lama suatu negara bebas dari penjajahan, negara tersebut akan lebih maju. Ada bentuk penjajahan-penjajahan lain yang lebih berbahaya contonya penjajahan intelektual.

Mari kita lihat sejenak negara Malaysia. Dari segi pendidikan, saat ini Malaysia jauh lebih berkembang pesat daripada Indonesia. Sering menjadi pembahasan di lingkungan akademik di Malaysia adanya ungkapan ”Dulu orang Kita yang belajar ke Indonesia, tapi kini orang Indonesia lah yang belajar ke negeri kita”. Sedikit evaluasi dari ungkapan itu menunjukan bahwa telah terjadi kemajuan yang yang signifikan pada dunia pendidikan di Malaysia, dan saatnya orang kita tidak mau ketinggalan untuk memajukan bangsanya.

Dalam pidatonya Kedutaan Besar RI untuk kerajaan Malaysia Prof. Dr. Dai Bachtiar dalam memenuhi undangannya dari Universiti Utara Malaysia (September 2008) menyatakan terdapat dua juta mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan untuk jenjang S1, S2 dan Program S3 di Malaysia. Dan dari tahun ke tahun jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar disini terus meningkat. Sebagai pesan tambahan sebagai amanah bangsa, Pak Dubes mengingatkan kami (Mahasiswa Indonesia) untuk tetap menjaga martbat bangsa yang semua itu bisa ditunjukkan dengan sikap ramah tamah kita.

Lalu, bagaimana persepsi umum orang malaysia terhadap orang Indonesia? Ada opini publik yang kurang enak di dengar di negeri ini tentang orang kita, yakni orang Indonesia sangat di underestimate (direndahkan) oleh orang Malaysia karena perkara sebuah image. Sangat bisa dimengerti mengapa persepsi image itu muncul. Tentunya karena munculnya orang Indonesia yang telah bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Kita tidak bisa menutup mata jumlah tenaga kerja yang ada di Malaysia semakin hari semakin bertambah. Belum lagi bagi mereka tersangkut masalah ilegalitas sebagai tenaga kerja di luar negeri.Bertambah malanglah nasib mereka. Dapat disimpulkan jumlah tenaga kerja di Malaysia melebihi jumlah pelajar. Mereka yang bekerja tersebar ke barbagai profesi kerja; pekerja buruh di pabrik-pabrik dan sebagian besar menjadi pembantu rumah tangga. Image ”pembantu rumah tangga” inilah yang menjadikan orang Malaysia terkadang melihat orang kita sebagai kuli pembantu dengan status sosial yang sangat rendah. Padahal jika kita mau melihat lebih jauh, orang Indonesia di Malaysia juga ada yang bekerja sebagai dosen di beberepa kampus terkemuka. Tercatat ada kurang lebih lima orang dosen Indonesia yang sudah lama mengabdi mengajar di Universiti Utara Malaysia, belum lagi dosen Indonesia yang mengajar di Universiti Sains Malaysia (USM), Universiti Malaya (UM), Universiti Teknologi Mara (UTM) dan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Jumlahnya memang masih sedikit dibanding mereka yang bekerja sebagai tenaga kerja sebagai pembantu rumah tangga.

Persepsi ”TKI” sangat buruk bagi TKI sendiri

Ada kejadian yang sangat menarik, ketika kami memenuhi undangan buka puasa bersama seluruh mahasiswa di Malaysia bagian utara di Universiti Sains Malaysia (USM). Perjumpaan kami dengan warga negara Indonesia yang lain saat itu memberikan atmosphere yang sangat menyenangkan. Beberapa rekan dari berbagai Universitas saling berkenalan dan disitulah kami merasakan kebersamaan yang cukup dekat. Tidak hanya dari kalangan mahasiswa yang hadir tetapi juga dari beberapa TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dari kawasan Relau. Relau adalah satu wilayah dimana banyak sekali warga Indonesia tinggal disana dan bekerja sebagai buruh perkilangan. Sekilas, kami tidak bisa mengenali apakah mereka sebagai warga Indonesia atau Malaysia.Pakaian yang dikenakan adalah pakaian melayu seperi ynag dikenakan masyarakat melayu pada umumnya. Ketika duduk disamping mereka, akhirnya kami bisa mengenali dari logat percakapan mereka bahwa mereka adalah warga negara Indonesia.

Seorang teman membawakan acara dan menyambut kehadiran mereka ” Ya, selamat datang kepada para TKI......” Seketika saya yang persis duduk disamping mereka, melihat raut muka marah mereka, kecewa kepada MC atas istilah ”TKI”. Terdengarlah gerutuan mereka ”Ko, TKI sih”. Saya segera menyampaikan hal ini kepada rekan MC, untuk mengganti istilah TKI dengan terminologi lain yang mungkin bisa lebih enak didengar oleh mereka.

Saat itu juga saya berpikir, seorang buruh bukannya TKI juga alias Tenaga Kerja Indonesia? Oh....paham mungkin TKI identik dengan pembantu rumah tangga, dan mereka buka berada di level itu. Rekan MC segera meminta maaf atas kejadian itu yang sebenarnya tidak mempuyai maksud untuk menyinggung perasaan para buruh kilang itu.

Jangan panggil kami ”Orang Indon”, tapi panggilah kami ”Orang Indonesia”

Kejadian lain yang tak kalah menarik adalah seputar penggunaan istilah ”orang Indon”. Semakin rendahlah orang kita ini ketika sebuah publikasi di media cetak dengan headline dengan menggunakan istilah ”Orang Indon.....”. Istilah ”Orang Indon” begitu popular dan memasyarakat bagi orang Malaysia. Ada pemaknaan yang sangat subjektif bahwa istilah ”Orang Indon” identik dengan kaum level bawah, pembantu dan miskin. Menyadari istilah itu kurang enak didengar, geram rasanya hati ini mengapa mereka tidak melengkapkan istilah dengan kata ”Orang Indonesia”. Istilah itu rasanya lebih enak didengar. Istilah ”orang Indon” juga sering terungkap dari dialog sehari-hari misalnya dalam sapaan ”awak orang Indon ya?”. Setelah mengetahui makna ”orang Indon” itu sedikit konotasi, maka berusahalah untuk mengklarifikasi dengan menjawab ”Kita orang Indonesia” Lawan bicara pun langsung tersenyum atas klarifikasi yang diberikan.

Tantangan Buat Kami

Disinilah keberadaan kami tertantang. Kami berusaha memeberikan image yang positif kepada orang Malaysia, bahwa orang Indonesia tidak serendah yang mereka pikirkan. Dalam kegiatan akademik misalnya, mahasiswa Indonesia terlihat punya semangat yang tinggi dalam belajar bahkan menjadi lebih kreatif dibandingkan dengan mahasiswa lokal atau mahasiswa internasional lainnya. Keaktifan mahasiswa Indonesia dikelas juga diakui oleh beberapa pengajar bahwa pelajar Indonesia cukup berpikir kritis dan kreatif.

Inilah salah satu buah tangan dari negeri Jiran yang bisa disampaikan. Mudah-mudahan bisa menjadi renungan untuk diri kita bahwa kita orang Indonesia juga ingin dihargai oleh bangsa lain termasuk oleh negara tetangga, Malaysia.Dua negara yang bertetangga yang sepatutnya saling menghormati.

3 comments:

maz said...

Wow, maz beri komentar pertama yah.

MMh, orang Malaysia kurang ajar sekarang yah. Dulu belajar dari Indonesia. Maksudnya banyak yang belajar ke INDONESIa.
Setelah maju, mereka merendahkan indonesia.

Maz denger, radio2 sana dibatasi menyiarkan lagu2 dari Indonesia?
Apa betul?

Kenapa begitu ya? Apa mereka ga mengakui kalo artis Indonesia lebih tenar dari mereka?
Indonesia lebih kreatif dari Malaysia?

Fakta, Yahoo! ASia Tenggara dipimpin oleh orang Medan, INDONESIa asli!

Sudah banyak orang Indonesia yang menonjol di luar sana.
Seperti peneliti biota laut di Smithsonian Institute.
Astronom en so on.

So, tenang saja Tik. Believe in ourselves. KITA MASIH LEBIH BAIK!

Oleh2nya yah buat Ponakanmu, Rafi.
Salam kangen,

Elah bali said...

DULUNYA AKU TIDAK PERCAYA SAMA BANTUAN DARI
PERAMAL TOGEL,TAPI SEKARANG AKU SUDAH PERCAYA
KARENA SAYA SUDA MEMBUKTIKA SENDIRI.KARNA ANGKA
YG DIBERIKAN 4D ( 8939 )BENAR2 TEMBUS 100% ALHAMBUHLILLAH
DPT 670.JUTA.DAN SAYA SELAKU PEMAIN TOGEL,DAN KEPERCAYAAN
ITU ADALAH SUATU KEMENANGAN DAN SAAT SKRAG SY TEMUKAN
ORANG YG BISA MENGELUARKAN ANGKA2 GAIB YAITU AKI atau kilk di SIINI BOCORAN TOGEL HRI INI 2D 3D 4D 5D 6D MANGKUBONO
JIKA ANDA YAKIN DAN PERCAYA NAMANYA ANGKA GOIB ANDA BISA
HUBUNGI LANSUNG AKI. DI NOMOR INI [[[ 085 203 333 887 ]]] SAYA
SUDAH BUKTIKAN SENDIRI ANGKA GOIBNYA DEMI KEYAKINAN ANDA DisiniII SEMOGA ANDA BISA SEPERTI SAYA SEKELUARGA. BELI RUMAH ������������������ARTIKEL INI SANGAT MEMBANTU GAN..
SILAHKAN MAMPIR

Elah bali said...

DULUNYA AKU TIDAK PERCAYA SAMA BANTUAN DARI
PERAMAL TOGEL,TAPI SEKARANG AKU SUDAH PERCAYA
KARENA SAYA SUDA MEMBUKTIKA SENDIRI.KARNA ANGKA
YG DIBERIKAN 4D ( 8939 )BENAR2 TEMBUS 100% ALHAMBUHLILLAH
DPT 670.JUTA.DAN SAYA SELAKU PEMAIN TOGEL,DAN KEPERCAYAAN
ITU ADALAH SUATU KEMENANGAN DAN SAAT SKRAG SY TEMUKAN
ORANG YG BISA MENGELUARKAN ANGKA2 GAIB YAITU AKI atau kilk di SIINI BOCORAN TOGEL HRI INI 2D 3D 4D 5D 6D MANGKUBONO
JIKA ANDA YAKIN DAN PERCAYA NAMANYA ANGKA GOIB ANDA BISA
HUBUNGI LANSUNG AKI. DI NOMOR INI [[[ 085 203 333 887 ]]] SAYA
SUDAH BUKTIKAN SENDIRI ANGKA GOIBNYA DEMI KEYAKINAN ANDA DisiniII SEMOGA ANDA BISA SEPERTI SAYA SEKELUARGA. BELI RUMAH ������������������ARTIKEL INI SANGAT MEMBANTU GAN..
SILAHKAN MAMPIR