Friday, November 14, 2008

Genting, City of Entertainment

Kami begitu penasaran dengan yang namanya Genting. Dalam persepsi personal saya, Genting sebuah tempat terhampar luas khusus unjuk pengunjung Kasino. Untuk mencapai kesana kami harus menaiki kereta gantung yang katanya terpanjang di Asia Tenggara dengan waktu sekitar 15-20 menit. Pemandangan yang bisa dinikmati dari atas kereta adalah hutan tropis yang sebenarnya Indonesia memiliki keindahan yang jauh lebih indah. Setibanya di area Genting, barulah masing-masing dari kami mulai menikmati suguhan area genting yang sesungguhnya. Genting dengan jargon area ” City of Entertainment” menawarkan berbagai sarana hiburan berupa shopping center, supermarket, central of merchandise, food court, dan tentunya yang menjadi main attraction adalah Genting de Casino.

Perjalanan kami ke Genting dimulai dari Pudu Raya (sebuah terminal bis di Kuala Lumpur Malaysia) dengan sebuah bis. Perjalanan dengan bis memakan waktu sekitar dua jam. Hanya kami berenam yang mengunjungi Genting karena Dewi sudah pernah mengunjungi sebelumnya, dan Abi memutuskan tidak ikut liburan bersama kami. Walaupun begitu, kita tetap kompak dengan petualangan baru menuju Genting De Casino. Dua puluh menit sebelum tiba di Genting Island, hawa dingin dan sejuk mulai terasa dari dalam bis. Pemandangan yang indah nan hijau memberikan relaksasi mata sekejap dari ramainya kota Kuala Lumpur. Asosiaku, Genting menyerupai Puncak Pass Bogor-Cianjur yang ada di Propinsi Jawa Barat. Sama tapi tak serupa.

Ada satu kejadian menarik ketika kami mengunjungi area Kasino. Indah, teman kami yang memakai jilbab rapi, rok panjang yang tentunya orang akan langsung menerka dia adalah seorang muslim. Kita tahu bahwa orang Malaysia sendiri khususnya yang muslim dilarang masuk area kasino. Ketika memasuki entrance gate, seorang security meminta Passport dan meyakinkan bahwa kita bukan warga negara Malaysia. Banyak pasangan mata tertuju pada Indah, termasuk security di dalam. Saya yang berdiri disamping Indah bisa menerka dari tatapan mata mereka bahwa Indah adalah seorang muslim, atau mungkin mirip warga negara Malaysia. Saat pisah di area kasino, Indah dan saya sempat berjalan ke arah yang berbeda. Seorang security bertanya dengan penuh sorot mata ke Indah: ”Ka, cari siapa?” dengan wajah penuh takut Indah menjawab :” Nggak, saya cari teman?” Penampilan yang cukup ekstrim dari sudut pandang seorang security kasino tampak mengahampiri sosok Indah yang berjilbab lebar. Sayang kami tidak diizinkan mengambil gambar disana. Penjagaan oleh pihak keamanan sangat ketat.

No comments: