Wednesday, April 29, 2009

SEBUAH REFLEKSI DARI KUNJUNGAN MUZIUM PADI DI NEGARA BAGIAN KEDAH-MALAYSIA
























Oleh: Titing Kartika
(Mahasiswa Program Pascasarjana, MBA of Tourism and Hospitality,
Universiti Utara Malaysia)

Mengunjungi muzium (museum) Padi di Malaysia, telah memberikan suatu refleksi yang menampar pikiran saya. Kesan pertama memasuki museum ini adalah sederhana, tertata dan menarik. Museum ini terletak kira-kira 8 kilometer dari Ibu Kota Kedah, Alor Star. Rombongan kami mahasiswa Indonesia dan Vietnam dari Universiti Utara Malaysia, disambut ramah oleh petugas berpakaian melayu yang sedang bekerja sebagai penjaga museum.

Sejarah singkat menggambarkan bahwa museum ini diresmikan oleh Yang Maha Mulia Tuanku Sultan Haji Abdul Halim Syah, Sultan Negeri Kedah pada tanggal 12 Oktober 2004, bertepatan dengan tanggal 27 Syaban 1425. Museum ini adalah satu-satunya museum Padi yang ada di Malaysia. Tujuan pembangunan museum ini adalah selain sebagai tempat pariwisata yang didesain menarik, juga untuk sarana pendidikan. Informasi lain menjelaskan bahwa museum Padi diban
gun sebagai penghormatan kepada negara bagian Kedah sebagai penghasil padi terbaik di Malaysia.

Bentuk bangunan museum ini terdiri dari tiga lantai. Lantai 1 dan 2 menyampaikan informasi mengenai seluk beluk pertanian pada umumnya, seperti informasi alat-alat pertanian, bagaimana cara membajak sawah dari mulai cara tradisional sampai modern. Semua informasi disampaikan secara menarik dan tertata rapi. Begitu juga dengan jenis-jenis bibit unggul padi bisa didapatkan informasinya secara lengkap. Cukup menarik dan interaktif. Dilantai dua, khusus disuguhkan informasi berbagai jenis makanan yang bisa dibuat dari bahan dasar padi. Semua jenis makanan dipajang dalam sebuah box kaca, terkesan sangat ekslusif, tapi begitulah penyajiannya. Misalnya makanan seperti opak, raginang, dan kueh kering lainnya tampak memiliki nilai lebih saat di pajang seperti itu.

Sementara dilantai tiga ini pengunjung akan merasakan suasana museum yang sangat berbeda. Kami tidak pernah menyangka dalam sebuah museum yang hanya bercerita Padi, tetapi dikemas secara interaktif. Sebuah lukisan indah mengelilingi lingkaran gedung itu. Lukisan tampak hidup dan seolah kita diajak berkomunikasi langsung dengan masyarakat setempat, dan seolah kita berada di sebuah sawah dan menikmatikegiatan membajak sawah. Kerbau seolah hidup dan para petani seolah bercengkrama mesra di bawah terik mentari. Sementara pengunjung bisa menikmati pemandangan tersebut diatas kursi yang bergerak secara otomatis. Lukisan raksasa dan manik-manik batu diatur untuk menciptakan kesan persawahan yang natural. Tidak hanya anak-anak yang bisa menikmati suasana sawah saat itu, kami pun turut menikmati pemandangan yang seolah hidup.


MARI KITA REFLEKSI…

Kalau di negara kita, Indonesia, sekali mendengar kata museum pasti orang mempunyai persepsi bahwa museum itu identik dengan bosan, nggak menarik, usang, nggak terawat dan beberapa impresi negatif lainnya. Tapi ternyata, tanpa bermaksud mengagungkan beberapa tempat pariwisata di Malaysia, museum Padi yang ada di Kedah ini sungguh tertata rapi, menarik, interaktif dan memberi nilai edukasi yang tinggi.
Jujur saja, saya sebagai seorang anak desa yang terbiasa dengan pemandangan kerbau dan sawah sedikit merenung sejenak. Apa bedanya dengan alam Indonesia dengan kekayaan padi yang cukup melimpah. Saya teringat ketika saya pulang kampung sepanjang Karawang adalah hamparan padi yang luas. Kota Cianjur yang sangat terkenal dengan kualitas padinya yang baik, serta belahan bumi tasikmalaya yang kini sedang mengembangkan teknik penanaman padi dengan sistem bioteknologi. Begitu juga dengan hamparan sawah di Kabupaten Ciamis. Kurang apa kita ini sebenarnya? Mengapa di Malaysia lahan persawahan padi yang tidak lebih luas dari Indonesia, bisa menciptakan image penghasil padi yang baik, dan yang paling membanggakan adalah bisa membangun satu museum yang justru memperkuat image bahwa Malaysia khususnya negara bagian Kedah sebagai penghasil padi yang baik. Mengapa anak-anak kota di kita tidak pernah tertarik dengan pemandangan desa atau mengetahui lebih jauh asal usul nasi sampai akhirnya mereka bisa menikmatinya setiap hari? Peralatan apa saja yang dipakai dalam proses bertani?

Herannya, suasana pengunjung saat itu sangat ramai. Walau bukan di hari libur. Tentunya kunjungan dari sekolah, bahkan umum bagian dari pengunjung di museum padi. Sangat mungkin anak-anak di Indonesia banyak yang tidak mengenal padi dan sawah, padahal itu menjadi makanan pokok mereka.
Kunjungan saya ke museum Padi bersama rekan-rekan lainnya sungguh memberikan kesan yang menarik. Penataan museum yang interaktif dan informatif, dan yang paling penting adalah pelayanan yang dilakukan oleh para pekerja yang ada di museum Padi. Dari pengamatan saya muncul satu kesimpulan bahwa bagaimana agar kunjungan ke musium itu menarik, semuanya tergantung pada tingkat ”How to package?”
Beberapa musium di Indonesia saat ini mungkin keadaannya kurang terawat, kurang penataan, dan tidak interaktif sehingga secara jujur orang mengatakan ”malas” untuk berkunjung ke musium. Padahal jika digali lebih dalam, keberadaan musium sangat berguna, diantaranya untuk media pendidikan, penanaman rasa cinta terhadap nilai sejarah, serta menjadikan cara bepikir yang lebih integratif ketika melihat sesuatu yang sifatnya ”past things in the past time”

Ada yang harus dipikirkan kembali bahwa konsep musium bukanlah hanya menyimpan benda-benda lama dengan keterangan tanggal dan apa yang terjadi pada saat itu. Lebih dari sekedar itu. Image inilah yang membuat orang bosan untuk berkunjung ke musium karena penataan atau layout yang tidak pernah berubah, benda yang dipajang itu–itu saja dan penerangan yang tidak optimal. Mungkin benar sebagian keadaan tersebut, tapi mari kita sedikit berkreatif untuk menjadikan musium lebih menarik.
DR. Basri seorang dosen di bidang Pariwisata di Malaysia, mengatakan bahwa pengelolaan museum harus memiliki beberapa tahapan penting dalam pengelolaannya, diantaranya:

1. How to package
Tahapan ini lebih menekankan bagaimana seharusnya mengelola musium di lihat dari berbagi aspek, diantaranya: penentuan segmentasi pasar, promosi dan nilai esensinya. Memang sepertinya proses ini membutuhkan dana yang tidak sedikit, tapi paling tidak dengan modal yang ada bisa digunakan untuk alokasi pengelolaan dengan tepat.

2. How to set the layout
Biasanya penataan sebuah musium cenderung membosankan, karena penyimpanan benda yang tidak pernah berubah dan benda yang itu-itu saja. Hasilnya suasana bosan tercipta. Untuk menghindari hal ini, pengelola bisa saja membuat satu tempat tambahan yang bisa menjadi atraksi tambahan sehingga pengunjung tidak merasa bosan. Sebagai contoh jika musium itu bercerita tentang dokumen-dokumen masa lalu, maka sebagai tempat atraksi tambahan lainnya bisa disediakan tempat untuk menampilkan buku-buku terbaru di dunia yang akan terbit tahun ini. Lebih menarik bukan?

3.How to be creative
Ketika sebuah musium ingin bercerita tentang sejarah negerinya, namun pesan itu harus tersampaikan pada level anak-anak, pengelola haruslah berpikir kreatif bagaimana menciptakan bentuk atraksi yang menarik untuk kategori anak tanpa mengurangi nilai yang disampaikannya. Misalnya dengan peran boneka, atau gambar-gambar lucu, atau bisa saja disediakan pendongeng dengan penguasaan suara, mimik, bahasa tubuh yang menarik. Tentu saja sebagai pengelola harus berani mengeksplor kemampuan berkreatifitas sehingga dengan munculnya ide-ide segar bisa merubah image musium yang usang menjadi musium yang lebih menarik.

Demikianlah refleksi yang bisa disampaikan. Kiranya akan menjadikan kita untuk berpikir lebih kreatif bagaimana caranya mengelola museum-museum yang ada di Indonseia agar lebih tertata lebih baik. Terlebih, bagaimana agar bisa menumbuhkan kesadaran akan pentingnya museum sebagai media edukasi dari generasi ke generasi.

3 comments:

Anonymous said...

assalamualaikum
lah leres abi ti banjarpinang.tapi punten ngkin hilap/abi belum kenal, dupi titing teh numana tea? mun gaduh FB Add ucusofyan@yahoo.co.id salam kenal untuk titing dan moga cepet selesai kuliahhnya

Anonymous said...

nice post, kapan indonesia punya musium seperi itu?

Elah bali said...

DULUNYA AKU TIDAK PERCAYA SAMA BANTUAN DARI
PERAMAL TOGEL,TAPI SEKARANG AKU SUDAH PERCAYA
KARENA SAYA SUDA MEMBUKTIKA SENDIRI.KARNA ANGKA
YG DIBERIKAN 4D ( 8939 )BENAR2 TEMBUS 100% ALHAMBUHLILLAH
DPT 670.JUTA.DAN SAYA SELAKU PEMAIN TOGEL,DAN KEPERCAYAAN
ITU ADALAH SUATU KEMENANGAN DAN SAAT SKRAG SY TEMUKAN
ORANG YG BISA MENGELUARKAN ANGKA2 GAIB YAITU AKI atau kilk di SIINI BOCORAN TOGEL HRI INI 2D 3D 4D 5D 6D MANGKUBONO
JIKA ANDA YAKIN DAN PERCAYA NAMANYA ANGKA GOIB ANDA BISA
HUBUNGI LANSUNG AKI. DI NOMOR INI [[[ 085 203 333 887 ]]] SAYA
SUDAH BUKTIKAN SENDIRI ANGKA GOIBNYA DEMI KEYAKINAN ANDA DisiniII SEMOGA ANDA BISA SEPERTI SAYA SEKELUARGA. BELI RUMAH ������������������ARTIKEL INI SANGAT MEMBANTU GAN..
SILAHKAN MAMPIR